Kwetiau, Dulu Kulinernya Para Buruh Atau Pekerja Kasar



(JASMINE Foodnews) Berbicara mengenai makanan atau kuliner, sepertinya juga memang tidak akan pernah ada habisnya.
Karena selain merupakan salah satu kebutuhan, makanan semakin lama juga semakin berkembang berdasarkan cara pengolahannya dan tentunya juga semakin menarik untuk dicicipi dan disantap.

Nah, ada satu kuliner yang tentunya kamu guys pastinya tahu tentang yang satu ini. Ya, namanya adalah kwetiau. Siapa sih yang tidak tahu makanan yang satu ini. Makanan yang sampai sekarang masih sangat mudah untuk kita temui disaat kita merasa lapar.

Makanan yang berasal  dari China ini  di sana  dikhususkan atau biasa dinikmati oleh para buruh atau pekerja kasar . Setelah masuk Indonesia , yang menjadi andalan para pedagang nasi goreng atau kwetiau yang ada di pinggir jalan adalah kwetiau goreng dan kwetiau basah.

Berdasarkan informasi yang kita dapat di wikipedia.com, Kwetiau (Hanzi: 粿條, hanyu pinyin: guotiao, juga disebut 沙河粉, shā hé fěn) adalah sejenis mi Tionghoa berwarna putih yang terbuat dari beras. Jika digoreng disebut kwetiau goreng.

Jika dimasak kuah, disebut kwetiau kuah. Kwetiau merupakan makanan yang cukup populer di Indonesia, terutama di Jakarta dan tempat-tempat lain yang banyak didiami warga keturunan Tionghoa.

Kwetiau pada umumnya identik dengan orang Tionghoa etnis Hokkian dan Tio Ciu. Di Indonesia, kwetia dibedakan atas kwetiau masakan etnis Hokkian dan kwetiau masakan etnis Tio Ciu.

Kwetiau yang terkenal di kalangan Etnis Hokkian yang banyak berdiam di Sumatera adalah kwetiau medan yang memakai bakso ikan, lapchiong (sosis babi), dan telur bebek.

Kwetiau yang terkenal di kalangan etnis Tio Ciu yang banyak berdiam di Kalimantan adalah kwetiau sapi yang memakai daging sapi beserta jeroannya seperti babat. Dalam perkembangannya muncul varian baru yang dikenal dengan sebutan kwetiau siram. Kwetiau Siram adalah jenis kwetiau yang berkuah, sering dimasak dengan daging babi ataupun sapi.

Di Bagansiapiapi, Riau kwetiau yang terkenal adalah Kwetiau Bagan yang dapat ditemukan di berbagai restoran milik warga Hokkian setempat.

Sejarah Perkembangan Kwetiau

Dilansir dari schoolpouringrights.com, di negara asalnya, kwetiau dikenal dengan nama char kway teow. Makanan ini pada mulanya adalah makanan yang dijual oleh para nelayan dan petani yang merangkap bekerja sebagai penjual makanan di malam hari. Konsumen dari makanan ini pun semula hanyalah para buruh. Mereka memandang char kway teow sebagai makanan yang menyenangkan.

Peradaban dunia sudah seharusnya merasa berhutang pada masyarakat Tiongkok. Dari tangan-tangan terampil merekalah kini kita mengenal bakmi dengan segala macam variannya. Sejarah menulis, setidaknya rakyat Tiongkok telah mengonsumsi bakmi sejak zaman Dinasti Han (tahun 2006 Sebelum Masehi atau 2217 tahun lampau).

Tentu saja pada saat itu bentuk dan varian bakmi yang ada tidak seperti saat ini. Di masa itu bakmi masih merupakan adonan gandum sederhana yang bentuknya persegi atau lembaran yang ketebalannya tidak lebih dari kulit pangsit.

Dari daratan Cina, bakmi kemudian mendunia: mula-mula ke Jepang, Korea, Taiwan, negara-negara Asia Tenggara. Dan pada saat Marco Polo untuk pertama kalinya membawa mie ke Eropa sepulang perjalanannya ke Cina, Eropa memulai mengembangkan mie dengan versinya sendiri.

Salah satu varian bakmi yang lumayan popular adalah kwetiau (guantiao, sha he fen). Mie pipih berwarna putih yang dibuat dari beras. Kwetiau biasa digoreng atau dimasak kuah. Di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura, kwetiau yang dimasak dengan cara digoreng inilah yang popular. Singapura dan Malaysia menyebutnya Char Kway Teow. Sementar di Indonesia makanan itu terkenal dengan sebutan kwetiau goreng.

Di Indonesia kwetiau goreng diperkenalkan oleh etnis Hokkian dan Tio Ciu. Dua etnis yang memiliki cara berbeda dalam mengolah kwetiau. Etnis Tio Ciu, yang banyak berdiam di Kalimantan, umumnya membuat kwetiau goreng dengan memberi daging sapi, jeroan, dan babat sapi sebagai pelengkapnya. Itulah sebabnya mengapa di Kalimantan terkenal makanan Kwetiau Sapi.

Mengingat kebanyakan masyarakat Indonesia beragama islam, kwetiau pun mengalami penyesuaian agar dapat disajikan untuk masyarakat muslim dengan segala kriteria khalalnya. Saat ini kebanyakan kwetiau yang kita kenal memiliki campuran berupa telur, daging ayam suir, sayuran, sosis sapi/ayam dan lain-lain.

Jenis – Jenis Kwetiau

Kwetiau ternyata memiliki beberapa jenis, dan untuk kamu yang belum tahu, selain kwetiau goreng dan kuah / basah, dalam perkembangannya ada varian baru kwetiaw yaitu kwetiaw siram, Yam/Jam kwetiaw dan Bun kwetiaw.

1. Kwetiau goreng

Kwetiau goreng adalah kwetiau yang digoreng yang merupakan masakan Tionghoa Indonesia,itu adalah hidangan mie yang digoreng yang beraroma dan pedas yang umum dijumpai di Indonesia. Hidangan ini dibuat dengan bahan utama kwetiau ditumis dalam minyak goreng dengan bawang putih, bawang atau bawang merah, daging sapi, daging ayam, udang goreng, kepiting atau irisan bakso, cabai, sawi putih, sawi, tomat, telur, dan sayuran lainnya yang ditambah dengan kecap manis. Resep yang sangat mirip dengan hidangan favorit Tionghoa Indonesia lainnya; mie goreng dengan pengecualian dimana mie kuning diganti dengan kwetiau atau mie beras putih yang datar.


2. Kwetiau Basah

Secara umum, kwetiau basah atau kwetiau kuah pengolahannya sama dengan yang digoreng. Hanya saja pada pengolahan kwetiau basah ditambahkan kuah dan itulah yang membedakannya dengan kwetiau goreng.



3. Kwetiau Siram

Jika kwetiaw goreng dan rebus tidaklah susah membedakannya. Untuk kwetiaw siram biasanya kwetiaw disajikan dalam piring kemudian siramannya dibuat dengan cara memasak terpisah, didalamnya akan dimasukkan berbagai macam daging dan olahan lalu diberikan sayuran, ditambahkan air yang lumayan banyak lalu ditambahkan tepung sagu atau maizena yang diencerkan terlebih dahulu kedalam kuah agar menjadi lebih kental. Saat akan disajikan maka kuah akan disiram diatas kwetiaw.



4. Yam/Jam Kwetiau

Kalau Yam/Jam kwetiaw seperti apa? Kwetiaw ini memang berminyak tapi tidak digoreng, biasanya kwetiaw akan dicelur bersama dengan tauge lalu akan diberi minyak bawang putih, cuka, kecap ikan dan beberapa bumbu penyedap lainnya. hal ini harus dilakukan cepat saat kwetiaw masih panas.

Tidak lupa ditambahkan berbagai macam pelengkap seperti daging, jeroan dan olahan lainnya. setelah semuanya tercampur rata baru dihidangkan kedalam piring atau mangkok baru kemudian ditaburkan daun bawang.

Memang ada perbedaan antara penyajian di Pontianak, Medan dan Bangka. Biasanya ada juga yang menambahkan kecap manis dan atau kecap asin.



5. Bun Kwetiau

Yang berikutnya adalah Bun, biasanya kita mendengar bun tahu, tapi ternyata kwetiaw juga bisa dimasak dengan cara ini. Untuk olahan kwetiau yang satu ini juga kadang masih banyak yang bingung. Memang, yang paling susah dibedakan itu hanya 3 macam: goreng, bun dan yam. Sebab sekilas terlihat mirip. Namun kalau diperhatikan baik-baik apalagi dicoba di lidah maka sangatlah berbeda.

Kwetiau bun lebih mirip kwetiau goreng dibandingkan kwetiau yam. Yang membedakannya dengan kwetiau goreng adalah bahwa kwetiau bun itu lebih basah (becek).

Mengapa terlihat lebih basah? Tak lain karena kwetiau dimasak dengan kocokan telur dan diberikan sedikit kuah lalu dihidangkan. Sementara kwetiau goreng sama sekali tidak diberikan kuah. Kalau untuk telur ya semua juga pakai telur sebagai salah satu bahan memasak kwetiau.

Keterangan : gambar diambil dari schoolpouringrights.com
======

Untuk info & pemesanan Cake & Cuisinenya , telp/WA 08128637867 (Tia), 08128697750 (Wildan)

======
Jasmine Foodnews dibuat sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kuliner di Indonesia terutama yang tradisional dan sudah jarang ditemukan orang. Juga hal-hal yang terkait dengan seputar dunia kuliner.

Comments

Popular Posts